Anak Burung Hantu Jawa

Anak Burung Hantu Jawa

Musim Kawin yang Berbeda di Tiap Daerah

Musim kawin Burung Celepuk Jawa biasanya terjadi diantara bulan Februari dan Juni untuk Burung Celepuk Jawa yang tersebar di Jawa Barat. Sedangkan, untuk Burung Celepuk Jawa yang tersebar di Jawa Timur musim kawin terjadi pada bulan November dan Januari.

Burung Celepuk Jawa biasanya mampu menghasilkan 2 sampai 3 butir telur setiap masa bertelurnya. Dengan bentuk telur bulat sedikit lonjong dan berwarna putih. Celepuk Jawa biasanya meletakkan telur-telur mereka di dalam sarangnya yang terletak di lubang pohon, pelepah kelapa, sampai di rumpun bambu.

Bahasa jawa-nya kata: burung hantu

Berikut terjemahan dari

burung = manuk, wihaga, paksi, peksi, kukila, ukila hantu = medi, memedi, momok, wedhon, keblak

Cari terjemahan bahasa jawa lainnya di

We're doing our best to make sure our content is useful, accurate and safe.If by any chance you spot an inappropriate comment while navigating through our website please use this form to let us know, and we'll take care of it shortly.

Burung Hantu yang Pendiam

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Burung Hantu Celepuk Jawa memiliki sifat pendiam dan sangat tenang. Tetapi, walaupun pendiam dan jarang bersuara, suara Celepuk Jawa muda sangat keras berbeda dengan Celepuk Jawa dewasa yang cenderung mengeluarkan kecil seperti bersiul.

Sama seperti hewan nokturnal pada umumnya, Celepuk Jawa aktif beraktifitas dan berburu di malam hari. Dan untuk mencari makan, Burung Hantu Celepuk Jawa mengandalkan indera penglihatan dan pendengarannya yang tajam untuk berburu mangsa. Celepuk Jawa senang mengkonsumsi serangga walaupun berapa kali terlihat berburu reptil-reptil kecil.

Bahasa jawa-nya kata: Burung hantu

Berikut terjemahan dari

burung = manuk, wihaga, paksi, peksi, kukila, ukila hantu = medi, memedi, momok, wedhon, keblak

Cari terjemahan bahasa jawa lainnya di

Burung Hantu merupakan burung yang belakangan ini mulai banyak dipelihara oleh sebagian orang. Bentuk tubuhnya serta suaranya yang unik membuat burung yang satu ini populer untuk dipelihara bagi para pecinta hewan. Tapi tahukah kamu kalau ternyata terdapat Burung Hantu yang kini statusnya langka dan dilindungi pemerintah

Burung Hantu Celepuk Jawa merupakan spesies Burung Hantu predator dari famili Strigidae dan genus Otus. Burung Hantu satu ini merupakan salah satu burung endemik Indonesia yang mendiami hutan-hutan Pulau Jawa.

Selain itu masih banyak lho informasi unik lainnya mengenai burung hantu kecil yang mendiami Pulau Jawa ini, oleh karena itu berikut adalah 5 fakta unik mengenai Burung Celepuk Jawa yang telah Kawan GNFI rangkum untuk kamu.

Burung Hantu Celepuk Jawa (Otus angelinae) merupakan jenis Burung Hantu kecil dengan panjang tubuh hanya sekitar 16 sampai 18 cm saja. Berat tubuh burung ini juga hanya sekitar 75 sampai 91 gram. Sangat kecil dibandingkan ukuran tubuh Burung Hantu Serak Jawa atau Tyto alba yang berukuran mulai dari 34 cm.

Hewan yang satu ini didominasi warna coklat keabu-abuan di bagian atas tubuhnya dan putih lurus dari bagian anus hingga dadanya. Burung Hantu Celepuk Jawa juga dipenuhi corak bercak-bercak berwarna hitam, putih, dan coklat yang tersebar di bagian atas tubuhnya.

Untuk alisnya, Celepuk Jawa memiliki warna putih mencolok dengan iris berwarna emas dan paruh berwarna kuning dengan kaki berwarna kuning kusam.

Burung Endemik Pulau Jawa

Burung Hantu Celepuk Jawa tersebar di berbagai daerah Pulau Jawa sehingga hewan ini dikategorikan sebagai burung endemik Pulau Jawa. Habitatnya menempati daerah hutan pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.500 sampai 2.500 mdpl.

Pada tahun 2001, BirdLife International menyebutkan bahwa Celepuk Jawa terdapat di tiga gunung di Jawa Barat yaitu Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Gunung Salak. Spesies ini juga pernah terlihat di Pegunungan Slamet di Jawa Tengah dan di Pegunungan Ijen di Jawa Timur. Namun untuk jumlah populasi dan persebarannya tersebut masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, mengingat sifat celepuk jawa yang sangat tenang dan pendiam menyulitkan penemuan keberadaannya di alam bebas.

Status Populasinya yang Rentan Punah

Hingga kini populasi Burung Celepuk Jawa kian menurun, hal ini diakibatkan karena beberapa faktor seperti deforestasi atau alih fungsi hutan menjadi pemukiman yang membuat Burung Hantu kecil ini kehilangan habitatnya. Populasi Burung Celepuk Jawa juga diketahui berjumlah sekitar kurang dari 10.000 ekor saja.

Dan IUCN menetapkan status konservasi populasi Burung Celepuk Jawa termasuk kedalam status rentan. Oleh karena itu sebagai langkah perlindungan populasi Celepuk Jawa ini , Pemerintah Indonesia menetapkan dalam Peraturan Menteri LHK No. 92 Tahun 2018 bahwa Celepuk Jawa (Otus angelinae) sebagai salah satu dari Burung Hantu yang dilindungi di Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Dengan bangga dibuat dengan ♥ di Polandia